Sambungan dari postingan sebelumnya, part #1 silahkan lihat di sini
***
- Intinya itu putrinya antenna Bathinnya lebih dari orang para umumnya
- Tidak ada pilihan untuk dia kecuali belajar cara mengolah tarikan dan dorongan itu, sesuatu yang dia tidak rencanakan (untuk terusik dengan itu) tapi nyatanya ia terusik
- bukan dengan "nggak usah dianggap serius lah", bukan seperti itu
- tapi justru, ayo nak kita lihat. Itu namanya adalah "rasa narik-narik", plus ada cerita yang muncul di pikiran kamu.
- ayo mari kita lihat. Ada pikiran gerak sendiri tho. Ada perasaan gerak sendiri. Kamu nggak rencanakan, tetapi dia muncul. Ada suatu resistensi atau "nggak terima" bahwa temannya kotor misalnya.
- itulah namanya genggaman Bathin. Mari kita belajar mengurai genggaman Bathin ini.
- apa yang natural dan baik buat kamu nak ? Mungkin beda dengan bapak. Coba menulis, berdoa dulu. Niatkan, kemudian tuliskan perasannya. Apakah baik ? Bisakah kita ambil hikmah dari situ ?
- oke coba dengan mengomel apakah makin baik atau tambah jelek (bicara) ? Kalau tulis gimana ? Kalau kita persembahkan ke Alam gimana ? Kalau berdoa gimana ? Apa yang paling natural buat kamu putriku ?
- kalau nggak ada yang bisa berarti ekspresinya kedalam bukan keluar. Coba yuk berjeda, ambil jarak dari pikiran. Tarik napas buang napas. Sadari pikiran sebagai pikiran. Baca Instagram mas @adi.prayuda intinya adalah Kamu bukan pikiran dan rasa yang narik-narik itu putriku, kamu bisa menonton dan menyadari itu.
- pelan-pelan mari kita bantu buka ya rasa narik-narik. Suka tidak suka itu. Bukannya kurang enak ya kalau dikendalikan itu terus menerus. Mari yuk bebas dari itu pelan-pelan. Kayaknya bapak nggak bisa bimbing kamu secara full karena sepertinya kamu berbeda. Tapi coba bapak kenalkan dengan orang-orang yang sekiranya bisa membantu. (Intinya ajak dia eksplorasi bahwa pakai cara dia bisa mengurai itu pikiran-pikiran begitu.)
- Jeda. Jeda. Jeda. Ambil jarak dari cerita-cerita yang muncul di pikiran. Habis itu kita olah dan bantu buka.
Tidak ada komentar: