Kangen juga nulis lagi.
Udah deh kali ini saya mau sedikit komentar terkait Hebohnya PR Matematika di akun Facebook Muhammad Erfas Maulana yang juga akhirnya jadi berita di situs Merdeka.com dengan judul PR Matematika anak kelas 2 SD bikin heboh Facebook
Sebenarnya sebelum dimuat oleh Merdeka.com saya sudah membacanya karena sudah berseliweran di dinding facebook saya.. dan saya lihat memang LEBIH BANYAK - facebooker yang cenderung menyalahkan si guru.
Mulanya saya juga menilai bahwa sang guru juga salah, tetapi saya menahan diri untuk mengomentari - karena beberapa hal:
- Mengingat saya bukan ahli matematika, sehingga ketika ikut menyalahkan guru, bisa jadi saya yang salah, mengingat MENGAJAR - ingat mengajar ya - matematika itu memang mengajarkan konsep bukan semata-mata masalah hasil akhir.
- Berikutnya, saya tahu sendiri - karena di rumah saya ada beberapa anak SD temen anak saya yang les bersama istri saya. Betapa istri saya - yang guru bahasa inggris tetapi harus ngajari matematika murid lesnya - sering mengeluh betapa sulitnya mengajarkan konsep kepada anak-anak SD. Tidak dipungkiri memang ada guru bidang studi yang benar-benar piawai mengajarkan pelajaran yang diampunya, sehingga bisa menyederhanakan teori yang rumit bisa dengan mudah dimengerti oleh muridnya.
- Dulu saya sering sekali mengeluhkan tentang guru-guru yang mengajari anak-anak saya- tetapi belakangan saya tersadarkan - apalagi ketika saya harus mengisi pelatihan - bahwa yang namanya mengajar apalagi mendidik siswa atau peserta pelatihan itu tidaklah mudah.. dibutuhkan banyak keahlian, wawasan, kemampuan, kesabaran, istiqomah dan tentu kalo mau sempurna doa untuk mereka anak didik dan orang yang kita ajari atau latih agar ilmu yang kita ajarkan benar-benar bisa bermanfaat.
- Oh ya, aktivitas mengajar adalah aktivitas yang BANYAK menggunakan bahasa lisan atau tulisan. Konsekuensinya adalah, penggunaan bahasa baik kosa kata, kalimat dan segala yang terkait dengannya adalah penting dan akan mempengaruhi apa yang akan kita sampaikan. oleh karena itu sebenarnya mengajar bukanlah aktivitas yang sangat sederhana yang semua orang bisa melakukannya.
- Ketika saya membaca berita di situs merdeka di atas dan sebuah berita lainnya yang judulnya "PR matematika anak SD heboh di FB, yang benar proses atau hasil?" terutama komentar seorang pengguna sebagai sebagai mana yang saya kutip di bawah.. akhirnya sadarlah saya... bahwa tidaklah mudah untuk menjadi guru yang baik. berikut komentarnya:
Darmaya Wyn · Guru at SD Negeri 6 Sakti
Kelas rendah lebih banyak menanamkan kosep. contoh kosepnya adalah, Apakah anak-anak pernah berobat ke rumah sakit atau ke dokter? Pernah tidak anak-anak memperhatikan resep yang di tulis pada pembungkus obat? Yaitu 3 x 1 (sapsul/tablet) Pemahannya adalah, pagi 1 tablet + siang 1 tablet + malam 1 tablet, jadi kita minum 3 tablet. 1+1+1= 3x1 (lihat resep) = 3 jadi kalo ditulis 1x3 jelas salah menurut konsep matematika Dalam penanaman kosep tidak melihat hasil semata, tetapi proseslah terpenting. Membelajarkan anak didik, bukan mengajar 6x4 kenapa 24? dapat dari mana (prosesnya bagimana?) (Mohon perhatikan lagi catatan berwarna biru yang ditulis oleh kakanya. Dia menyatakan toh hasilnya sama, hanya terbalik pada perkalian) Jadi belajarlah konsep matematika
Tidak ada komentar: