Viar-ku, Ngglethek!
Sejak hari Sabtu, Tanggal 18 Januatri 2014, ada yang aneh dengan si Viar merah - motor matic kesayangan yang menemani kami di sepanjang jalan menuju kantor dan kegiatan lainnya.
Tanda-tanda keanehannya adalah, tiba-tiba saja dia macet di tengah jalan, seperti orang batuk-batuk. mulanya saya kira air Aki (accuu/ baterray) nya yang sudah habis, maka pada hari Ahad sore selepas mengantar Dayyan ke dokter saya hendak belikan air aki-nya, tetapi istri mengingatkan kalo di rumah masih ada stok 2 botol. Sesampai di rumah saya tuangkan beberapa mili ke dalam aki dan saya kandangkan.
Hari Senin, 20 Januari 2014, badan saya pegal-pegal sekali, rupanya ketularan Dayyan - mulanya saya berniat hendak pergi ke kantor, tetapi kok semakin lama badan semakin tidak enak, akhirnya saya putuskan ijin setelah mengantarkan Nadia ke sekolah. saya juga sempat mampir ke Bengkel langganan saya di bawah fly over kota Lawang. setelah di inspeksi beberapa saat oleh Pak Agus sang mekanik, katanya busi-nya bermasalah, akhirnya digantilah businya dan sepanjang jalan menuju rumah tidak masalah.
Hari ini, Selasa, 21 Januari 2014 - hari yang cukup "mendebarkan" - si Dayyan belum sembuh betul dari sakitnya, meski sudah tidak panas lagi, tetapi batuknya masih cukup menggangu. si Kya juga sepanjang malam badannya, ditambah lagi Habib yang sejak dini hari sambat kepalanya sakit dan menangis sepanjang malam, menjelang subuh si Ummi juga mengeluh sakit. akhirnya jadilah hari ini semua - kecuali Nadia - tidak masuk kerja/sekolah. Saya yang semalaman menemani Habib - setelah subuh sudah tidak kuat lagi, tertidur dan baru bangun sampai Nadia datang dari Pondok hendak sarapan, tetapi belum ada yang bisa dimakan kecuali nasi. Jadilah saya dan Nadia "koki tiban" menyiapakan sarapan mie goreng ala kadarnya yang ternyata hanya saya dan Nadia saja yang mau makan.
Setelah sarapan - saya antar Nadia ke sekolah setelah itu ke sekolah Dayyan dan Habib untuk memberi tahukan pada gurunya. Sepanjang jalan, motor saya batuk-batuk dan hidup mat- hidup mati. Sampai di rumah yang masih berantakan semua pada terkapar, setelah meminta Dayyan disusul Habib dan Kya mandi setelah itu Umminya, kami berangkat ke pusksesmas lawang.
Berangkat kesana cukup was-was karena motornya hidup mati beberapa kali. ALhamdulillah sampai juga di rumah sekitar jam 10.30, tepat sampai rumah si Viar gak mau di stater. Setelah istirahat sejenak menjelang Dhuhur saya bawa si Viar ke toko onderdil motor di pasar lawang untuk beli AKi kering, sepanjang jalan beberapa kali ngadat. Setelah diganti aki kering ternyata - masih mati juga, nah kok kebetulan karena jam istirahat para mekaniknya gak ada, baru setelah jam 13.30 - waduh masih lama juga. Akhirnya pulang lagi dan saya putuskan untuk mengirim si Viar di bengkel Pak Agus langganan saya.
Saya tinggal di bengkel pukul 13.00, dan saya pulang untuk solat dhuhur dan makan siang. saya minta dayyan untuk mengingatkan saya jam 14.00 untuk mengambil si Viar. maka setelah jam 14.15 saya balik ke bengkel di temani Dayyan dan Kya.
Alhamdulillah sampai bengkel yang jaraknya cuma 500 meteran dari rumah - motor sudah hampir selesai dan sudah di tune-up.
"Sampun, Pak?" tanya saya
"Pun, ... saget...!" jawab Pak AGus sambil menarik gas si Viar
"Napane sing masalah?"
"Coil-e, tibake...!" balas Pak Agus.
"Ganti Oli sekalian Pak, !" pinta saya
"Nggih, ....!"
Beberapa saat kemudian, Pak Agus menurunkan si Viar dan melakukan test drive setelah kembali memberi isyarat saya bahwa semua sudah selesai. Seperti biasa, saya cukup mengelurakan uang Rp. 60.000 -
Eh, nggeletek! - bathin saya. sudah kadung beli Aki kering Rp. 165.000,- eh ternyata cuma coil-nya yang perlu dibersihkan..
Ya, sudahlah disyukuri saja, yang penting motornya sudah bisa jalan lagi dan semoga gak ngadat lagi.
Matur nuwun Pak Agus...
Musim penghujan, rawan membuat drop kondisi badan, sepeda motor juga, karena air hujan itu asam, kadang membuat sambungan kabel, busi terganggu
BalasHapus