Graifhan Ramadhani Selesai upgrade Linux OpenSUSE ke versi 11.4. Interface KDE-nya lumayan cantik, tapi startupnya koq agak lambat ya dibanding versi yg sebelumnya. Seperti ada ‘lag’ saat menginisialisasi device2.
Heri Cahyo Ada yg versi mini kyk pclinuxos
Graifhan Ramadhani Setahu saya sih gak ada, kecuali versi LiveCD. Tapi kita bisa memodifikasi paket instalasinya sesuai kebutuhan, misalnya mengganti KDE dg desktop manager yg lebih ringan, macam Enlightment.
Heri Cahyo Saya sukan enlightment sama yg dipakai Alixe itu
Graifhan Ramadhani OpenSUSE jg bisa pake Enlightenment, cuma mungkin banyak software bawaannya yg masih perlu library QT/Gtk
Heri Cahyo Gt ya? Aslinya sy demen linux, tp berhubung kerjaan d kantor bnyk program dr pemerintah pusat underwindos semua, sprti program keuangan, gaji, aset, data siswa dll, heran juga knpa pemerintah kt suka ngefan banget ama windows
Graifhan Ramadhani Linux itu bukan untuk semua orang. Biar gratis juga ada harganya, yakni waktu dan tenaga yg dihabiskan untuk ngoprek. Di Linux, tiap harus pasang hardware baru mesti ngoprek2 dulu biar hardwarenya bisa dikenali oleh sistem, padahal di Windows hal yg sama bisa dilakukan dg beberapa klik mouse saja. Idem ditto untuk hal2 sederhana macam menyetel mp3 atau nonton DVD, tetap harus pake acara ngoprek dulu. Urusan ngoprek ini yg dianggap mengganggu produktifitas. Ketimbang waktunya dipake utk ngoprek2 sistem, kan mendingan dipake untuk kerja saja.
Heri Cahyo Hehe, sbenarnya itu tergantung menurut sy, lha wong skarang ini operator program2 d bwah pada puyeng, apa lagi sejak pd migrasi pada pake database msql dan prostgresql, masak antar program bentrok mulu, kasian operator ibu2 atau bpk2 yg gak pernah oprek2, byangkan ada aplikasi yg sjak januari lalu d launch, sampe maret ada satker yg gak berhasil jalanin program itu, akhirnya dana keuangan rutinya bwt kantr tsb terganggu,
Graifhan Ramadhani Kalau di perusahaan swasta sih, biasanya ada outsorcing untuk urusan IT, atau kalau perusahannya cukup besar, sampai harus ada departemen IT-nya. Saran saya sih, kerjasama saja dg perusahaan konsultan IT. Itu lebih baik ketimbang dimaintain sendiri dan akhirnya membuang2 waktu dan dana.
Heri Cahyo Lho itu wewenang pemerintah pusat mas, kadang kita yg d bwah jengkel, dan suudzon knpa programernya nggak canggih yg repot kt2 yg d bawah, maunya kita program itu kyk ms ofice gak pake ruwet, instalnya dll
Graifhan Ramadhani Masalah klasik ya mas, birokrasi :). Sependek pengalaman saya sih, jarang ada software yg saling konflik di windows. Kecuali kalau ada ’sesuatu’ di belakang layar yg ikut ‘meramaikan’ sistem kita tanpa disadari. Bisa threat berupa virus/worm, atau justeru pagar pelindungnya (antivirus, firewall, dsb) yg menghalangi software berjalan dg semestinya. Pastikan gak ada virus/worm yg bersarang di sistem. Uninstall software2 yg tidak dibutuhkan, dan coba matikan firewall/antivirus. Mungkin nanti bisa ketahuan sendiri, dimana letak errornya.
Heri Cahyo Bukan virus mas, yakin sy, programernya msng2 program egonya keliatan, dan tahu kan ujung2nya duit dan tender pengerjaan, atau kredit poin :(
Graifhan Ramadhani :) Berarti sudah salah sejak awal perencanaan program ya. Kalau desain programnya memang buruk ya itu sudah diluar ‘domain’ sistem operasi sih mas. Saya orang swasta, jadi tidak tahu bagaimana prosedurnya kalau di instansi pemerintahan. Biasanya sih sistemnya yg mesti diaudit, tapi kalo urusannya menyangkut duit ya, nggak tahu deh saya. :(
Heri Cahyo Emang ada di indonesia yg ujungnya gak duit? Tahu tarik ulur penghapusan ujian nasional? Ujung2nxa proyek pengadaan soal unas? Duit lagi khan?
Open Source di Instansi Pemerintah
Published
Jumat, 18 Maret 2011
|
0
komentar
Tidak ada komentar: